Rabu, 01 September 2010

PRIVAT UNTUK ANAK USIA DINI, PERLUKAH?

Setiap orang tua pasti mendambakan dan menanti-nantikan kehadiran anak. Selain sebagai suatu kebanggaan. Anak juga diharapkan dengan menjadi penerus keturunan bagi orang tua. Tangisan bayi yang baru lahir akan disambut dengan penuh gembira dan harapan dari kedua orang tua. Wajar apabila orang tua berharap anak menjadi “superman”. Manusia yang serba bisa. Hal di dukung dengan fenomena les privat untuk anak usia dini.

Anak adalah keturunan yang kedua setelah ibu bapak atau manusia yang masih kecil. Masa dini adalah berkisar antara usia 3 sampai 6 tahun. Masa dini juga bisa dikatakan suatu masa pada anak yang belum memasuki usia sekolah dasar. Biasanya mengikuti program pra-sekolah atau kindergeanten. Masa ini umumnya anak usia prasekolah mengikuti program penitipan anak antara 3 bulan sampai 5 tahun. Kelompok bermain 3 tahun, sedangkan usia 4 sampai 6 tahun anak mengikuti program Taman Kanak-Kanak.
Masa antara 0 sampai 2 tahun, masa ini merupakan masa vital bagi anak. Pada masa ini, merupakan masa pertama yang dilalui bayi setelah dilahirkan. Dalam tahun-tahun pertama pertumbuhan, bayi masih tergantung dengan lingkungan. Sedangkan kemampuan yang dimiliki terbatas pada gerak-gerak pernyataan. Seperti menangis dan meraban (mengeluarkan suara tanpa makna). Serta mengadakan reaksi tersebut perangsang dari luar. Pada masa ini bayi dapat berdiri sendiri tanpa di bantu. Dapat berjalan dengan dituntun. Mengulang bunyi yang didengarkannya. Dan belajar menyatakan satu atau dua kata. Dalam usia sekitar 1 tahun barulah secara berangsur-angsur dapat mengucapkan kalimat satu kata. Dan sekitar usia 2 tahun diperkirakan mampu mengetahui sekitar 300 kata. Pada masa ini, anak dapat makan dengan sendiri. Belajar mengontrol buang air besar dan kecil. Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka.
Dan masa 3 sampai 6 tahun, masa ini merupakan masa estetik bagi anak. Masa estetik adalah suatu masa yang akan dapat dididik secara langsung. Yaitu melalui pembiasaan kepada hal-hal yang baik. Pada masa 2 sampai 4 tahun, anak memasuki masa estetik. Pada masa ini mengalami pertumbuhan dari berbagai segi. Di antaranya anak dapat meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki, berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga, berjalan sendiri, bermain bersama anak yang lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya. Keadaan dunia luar makin dikuasainya. Dan dikenalnya melalui bermain dan pertumbuhan kemauan. Dunia dilihat dari menurut keadaan dan batinnya.
Beberapa pendekatan pembelajaran bagi anak usia dini adalah bermain dan belajar dengan sentra-sentra. Persiapan, bahan alam, bermain peran, seni, dan kreatifitas, balok musik dan olah tubuh serta ibadah. Teori ini menempatkan anak sebagai subyek pendidikan dengan menekankan pendekatan pedagogis yang berpusat pada anak dari elemen usia anak didik 2 tahun sampai dengan 6 tahun.
Sebuah renungan bahwa, sebuah langkah awal sederhana. Yang dikatakan di sini adalah kenali potensi diri anak. Sebagai peletak landasan dalam sebuah rantai proses pendidikan manusia unggul. Kemudian, mengenali potensi anak agar bisa menjadi manusia pembelajar seumur hidup. Dalam hidupnya kelak anak adalah sebagai manusia unggul.
Akhirnya kita harus cerdas mengolah semua potensi. Untuk menjadi sebuah metodologi pendidikan yang menyenangkan (joyful learning). Jangan sekedar menjadikan lembaga PAUD / TK sebagai tempat pendidikan missal. Layaknya pabrik pendidikan. Harus diingat bahwa setiap anak pada dasarnya unik dengan keunggulan, kemampuan dan kecerdasan masing-masing. Setiap keunggulan tersebut sangat berguna. Bagi hidupnya kelak sebagai manusia unggul. Dengan metodologi pendidikan yang unggul. Guru PAUD/TK tidak hanya sekedar mengajar anak bisa menyanyi bintang kecil. Di balik kegembiraan menyanyi. Guru PAUD/TK sesungguhnya mengajarkan kecerdasan musik, misalnya spiritual, inter personal, intrapersonal, alam, bahasa dan ruang. Keunikan pribadi dalam wawasan kecerdasan multiple adalah sebuah cakrawala yang menantang kita untuk mengembangkan potensi kita sendiri sekaligus menjadi the most important person bagi anak didik kita kelak sepanjang hayat mereka.
Pada masa dini, proses belajar itu ditempuh dengan menggunakan panca indera. Dengan panca indera anak menangkap dan merekam semua yang terjadi di sekitarnya. Kemudian disimpan dalam ingatannya. Maka, terjadilah proses penghayatan dalam diri anak. Yang merupakan modal bagi perkembangan anak lebih lanjut. Program permainan untuk anak merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan anak melakukan kegiatan. Untuk itu maka bermain merupakan latihan bagi anak dan menjadi metode yang tepat untuk meningkatkan kemmapuan anak. Dalam PAUD ada APE (Alat Permainan Edukatif) yang merangsang perkembangan anak-anak. Sehingga anak mampu tumbuh kembang secara unggul.
Apabila anak usia dini kemudian dimasukkan ke dalam sebuah les privat. Hal ini merupakan sebuah fenomena yang perlu dicerna kembali. Anak pada usia ini masih bisa apa?. Kita harus menyesuaikan dengan tingkat perkembangannya. Janganlah orang tua ngotot untuk menjadikan anak “superman” manusia serba bisa. Anak adalah subyek pendidikan. Bukan obyek pendidikan yang bisa kita perlakukan seenaknya saja.
Lembaga les privat, rata-rata belum mempunyai alat permainan edukatif. Pastinya dengan kondisi ini anak akan di beri menu makanan yang bukan porsinya. Hal ini juga perlu flashback pada lembaga PADU-nya. Materi apa yang diberikan? Sampai anak kecil harus diberi menu yang bukan porsinya. Dan harus mengenya les privat.
Apabila kondisi ini terus dilakukan. Kemungkinan besar anak kecil akan mengalami sebuah kesalahan dalam tugas perkembangannya. Dan ini akan berakibat pada buah hati para orang tua.
Sesuatu yang perlu direnungkan kembali adalah pendidikan permainan ini pun masih menuai beberapa persyaratan. Bermain harus disesuaikan dengan taraf perkembangan anak. Agar kemampuan bermain berkembang orang tua harus sabar. Perhatikan kemampuan dan minat anak-anak. Dan tidak menuntut hal-hal yang ada di luar kemampuan anak. Ulang-ulangilah suatu cara bermain sehingga anak lebih terampil. Pelajari atau pahami lebih dahulu cara bermain. Dengan alat permainan yang akan diajarkan kepada anak. Jangan terlalu memaksakan anak untuk bermain bila anak sedang tidak berminat. Jangan memaksakan diri bila sedang orang tua sendiri tidak berminat untuk bermain dengan anak. Suasana bermain harus menyenangkan bagi orang tua dan orang dewasa dan anak.
Kita mampu melihat betapa rumitnya mendidik anak. Yang sesuai dengan tugas perkembangannya. Waspadalah!!!!

2 komentar: